Cerita ini akan aku awali dengan kata "maaf". Maaf, aku menuliskan kembali kisah kita. Bukan belum melepaskan, hanya saja, ada yang terlalu indah untuk sekedar dibuang sia-sia.
Hari ini, aku melewati jalanan yang biasa kita lewati waktu itu. Ah, rasanya tidak perlu dijelaskan kapan kita, tunggu, aku ralat ya, bukan kita, tapi aku dan kamu. Aku dan kamu sepakat "kita" cukup geli untuk diucapkan, hehe. Kembali lagi, rasanya tidak perlu dijelaskan kapan aku dan kamu melewati jalanan ini. Kalian tentu tau.
"Mereka ngapain ya keluar rumah, keluar Kos-an cuma buat duduk disitu?" Tanyaku sambil melewati jalanan itu. Bayangkan saja, sepanjang jalan, penuh dengan kursi trotoar yang diisi orang-orang yang sedang berduaan. Kamu diam. Sesekali melirik ke kaca spion, tertawa melihatku yang sedikit penasaran, sepertinya.
"Aku kasih kamu satu juta deh" katamu.
"Buat apa?" Aku bingung.
"Aku tantang kamu duduk disitu. Kalau kamu mau, aku kasih kamu satu juta" katamu sambil tertawa.
"Kalau gamau?" Tanyaku. Melihatmu dari kaca spion juga. Menyenangkan.
"Yasudah, kita putus" katamu. Aku diam. Cemberut.
"Kita nikah aja, nanti aku kasih kamu berapa aja yang kamu mau, tanpa harus duduk disitu" katamu.
"Cie, kita." Aku tersenyum. Manis, katamu. Senyumku makin menjadi.
Hari ini, aku lihat deretan kursi itu. Ada seutas senyum dengan raut wajah bahagia disana. Kamu dan dia. Tolong sampaikan padanya, ada sedikit ucapan selamat dariku. Selamat! Semoga dia yang akan mendapatkan satu juta darimu. Aku tetap baik-baik saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar