Selamat menjaga hatinya
Mulai saat ini, tak lagi ada hakku untuk mengatur hidupnya.
Mulai saat ini, tak lagi ada kewajibanku menjaga hatinya.
Selamat menjalani hari dengannya
Boleh tidak, aku mengatakan “Aku tidak percaya”?
Pada apa? Tanyamu pasti.
Pada tiap-tiap alasan yang dia buat, hanya untuk melepaskan aku.
Pada waktu yang dia buang percuma, hanya untuk bersamaku
Tidak, bukan. Hanya untuk meninggalkanku, lebih tepatnya.
Selamat bersenang-senang dengannya
Kudengar, kamu baik-baik saja menerima keadaannya
Bukan, bukan yang apa adanya.
Menerimanya ketika dia masih bersamaku
Kudengar, kamu tidak masalah.
Benar? Ah, kamu orang baik. Aku tidak percaya itu.
Selamat menjadi sandaran hidupnya
Kudengar, banyak sekali lelaki ingin mendekatimu
Kudengar, suka sekali kamu mengganti yang ini dengan yang itu
Benar? Ah, tidak. Lelakiku, maaf, tak lagi seperti itu. Dia yang pernah menjadi setengah bagianku, tentu tidak akan memilih yang tidak baik, bukan? Kamu pasti orang yang baik.
Dia pun pernah memilihku, untuk kemudian menemukan pundakmu.
Jangan patahkan kakinya hanya karena pundakmu tak lagi bisa menjadi tempatnya bersandar.
Kamu pun harus ingat, demi kamu, dia melepasku.
Selamat bersusah payah, mempertahankan kuatnya pondasi langkahmu.
Dari,
Aku. Seseorang yang pernah hampir berhenti urat nadinya, karena kalimat “aku melepasmu, untuk seseorang yang baru”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar