Senin, 22 September 2014

hujan

malam ini hujan deras mengguyur kota malang. Acha meggosok-gosok kedua telapak tangannya. beberapa kali ia menengok kearah jam tangannya. masih pukul 18.00 batinnya. ia memandang kue tart yang sudah ia bungkus rapi. agak lecek, walaupun sudah ditutupin dengan plastik, batinnya lagi. beberapa orang yang berteduh bersamanya mulai meninggalkan tempat berteduh. mungkin mereka tau, hasilnya akan sia-sia jika menunggu hujan sederas ini terang dengan cepat. Acha bimbang. 
motornya melaju pelan ditengah derasnya hujan. ia berusaha keras menutupi kue tart yang sudah ia bungkus plastik supaya air tidak semakin merusak bungkusnya. sebentar lagi sampai, batinnya lega. 
acha memarkirkan motornya didepan sebuah teras rumah yang mulai becek terkena cipratan air hujan. ia membawa perlahan kue tart yang hampir rusak itu. dibukanya tutup kotak pembungkus kue tart. syukurlah masih bagus, batin Acha. ia mengeluarkan korek api dari dalam saku celananya. ia mulai menyalakan satu-persatu lilin kecil yang ada diatas tart. 
tok...tok...tok... ketuk Acha setelah semuanya dipersiapkan. lama sekali tidak ada respon, acha mulai putus asa. ia memandang ke arah lilin yang sudah hampir meleleh. tidak lama kemudian, suara handel pintu terdengar. hatinya lega. 
"Happybirthday Angga" ujar Acha ketika Angga, pacarnya membukakan pintu untuknya. Angga terdiam.
"Acha? kamu ngapain hujan-hujan gini kesini?" tanya Angga. senyum yang tadinya mengembang dibibir Acha seketika lenyap. 
"Aku pengen kasih ini buat kamu. aku pengen bikin sesuatu yang bermakna buat kamu" jawab Acha lirih. 
"ya tapikan nggak pas hujan gini. liat tuh tangan kamu sampe pucet gitu" jawab Angga sinis. 
"yaudah nggak apa-apa. kan yg penting kamu disini hangat. tiup dulu ya tartnya. jangan lupa make a wish" ujar Acha berusaha mengembangkan kembali senyumnya. Angga menarik nafas panjang. kemudian meniup satu persatu lilin kecil di atas tart yang dibawa pacarnya itu. 
"masuk dulu Cha" ujar Angga. Acha tersenyum kemudian masuk ke dalam.
"maaf ya kalo kamu nggak suka sama ini" ujar Acha kemudian. Angga memandang sejenak ke arah Acha. 
"sebentar, aku bikinin minum dulu" ujar Angga singkat. Acha hanya terdiam. 
"Cha, aku mau ngomong sama kamu" ujar Angga setelah meletakkan cangkir didepan Acha. 
"Apa Ga?" acha tersenyum. 
"kita nggak bisa sama-sama lagi Cha. Aku minta maaf" ujar Angga tanpa basa-basi. mata Acha mulai berkaca-kaca. 
"kenapa?" suara Acha hampir tak terdengar.
"Aku bosen Cha sama hubungan ini" jawab Arga tanpa menoleh sedikit pun ke arah Acha. 
"bosen? aku ngelakuin hal apa sampe bikin kamu bosen? aku nggak pernah ngekang kamu. selama ini yang berjuang juga aku! kamu pernah berjuang buat aku? nggak Ga! harusnya aku yang bilang kaya gitu! untuk masalah bosen, jangan tanya lagi gimana bosennya aku ke kamu. tapi aku tetep merjuangin semua ini Ga! aku serius! tapi ini balesanmu? aku gak nyangka Ga kamu bakal setega ini! sakit tau gak!" Acha tidak bisa menahan air matanya lagi. ia menarik tas disebelahnya kemudian keluar meninggalkan Angga. Angga terdiam. 

(sebenernya cerita ini itu aku bikin terinspirasi dari kisah nyatanya temenku :D)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar