Ia telah sampai pada baris terakhir setiap katanya
Tak lagi bisa berucap meski hanya dengusan kesal
Lelah, batinnya.
Tak lagi bisa ia berharap pada apa yg ia cinta
Ah, andai setiap yg berharap tak bertemu kecewa
Pikirnya.
Sayangnya, apa yg tumbuh secara tak sengaja
Akan terpangkas habis pada akhirnya
Ia tak pernah mengira
Bahwa melihat kedip matanya saja akan semengecewakan ini
Bahwa melihat lambai tangannya saja akan menyesakkan ini
Ia mengerti sekarang
Mengapa tak pernah terlihat hadirnya
Mengapa tak pernah tercium harum parfumenya
Karna ia, tak pernah begitu berharga.